Pulau Nusakambangan terletak di sebelah selatan Pulau Jawa dan merupakan pulau kecil terluar yang berbatasan dengan Negara Australia. Di sebelah utara pulau ini terdapat selat dikenal dengan nama Segara Anakan. Selat ini memisahkan Pulau Nusakambangan dengan daratan Pulau Jawa, khususnya dengan Kota Cilacap. Kota Cilacap merupakan kota yang terdekat dan berbatasan langsung dengan kawasan Pulau Nusakambangan. Di sebelah selatan Pulau Nusakambangan berbatasan dengan Samudera Hindia yang terkenal dengan ombaknya yang besar.
Nusakambangan dikenal sebagai kawasan
hutan lindung yang banyak menyimpan kekayaan flora dan fauna dengan ciri-ciri khusus. Di pulau itu terdapat hutan seluas 12.106 hektare lebih yang berfungsi
sebagai paru-paru dan penyimpan energi. Fungsi dan peranan hutan di pulau itu
telah dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat Cilacap, khususnya masyarakat yang tinggal di kawasan Kampung Laut.
Flora di kawasan ini mencakup hutan
mangrove (mangrove forest) di Segara Anakan dan hutan tropika (tropical rain
florest) di Pulau Nusakambangan. Hutan di Pulau Nusakambangan merupakan hutan
alam tropika basah daratan rendah, yang pada kondisi sekarang dapat dikatakan
tinggi sebagai relict (sisa akhir) dari yang pernah ada karena di Pulau Jawa,
khususnya di Provinsi Jawa Tengah, tipe hutan seperti ini hampir tidak dapat
dijumpai lagi. Dengan demikian hutan di Pulau Nusakambangan layak jika disebut
sebagai The Last Real Rain forest of Java. Tebaran flora di hutan ini
hampir tidak merata. Saat ini, keadaan flora di hutan-hutan ini di beberapa
tempat terutama di bagian barat telah mulai mengalami kerusakan. Untuk itu
diperlukan suatu usaha pelestarian alam yang memadai di kawasan hutan ini.
Pulau Nusakambangan pernah membuktikan
keperkasaannya menjadi benteng bagi Kota Cilacap saat terjadi bencana
tsunami pada 17 Juli 2006.
Tapi apakah Nusakambangan akan tetap menjadi benteng jika bencana serupa kembali terjadi, sementara perusakan alam Nusakambangan terus berlangsung?
Foto-foto Keindahan Pulau Nusakambangan